PRAKTIKUM II
REAKSI DAN
IDENTIFIKASI ALKOHOL
I.
TUJUAN
1
Praktikan
diharapkan memahami dan mengerti mengenai reaksi dan identifikasi alkohol serta
mengetahui sifat-sifat alkohol
2
Praktikan
diharapkan dapat membedakan antara alkohol dengan zat lainya dan membedakan
dengan jenis-jenis alkohol lainya.
II.
BAHAN DAN ALAT
A.
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Etanol
Butanol
1-propanol
2-propanol
aquades
H2SO4
Asam
astat
CuSO4
Kalium
dikromat
Brom
FeCl3
B. Alat
Adapun alat-alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah
Tabung
reaksi
Piknometer
Viskometer
Ostwald
Pipet
tetes
Penjepit
Tabung
Stopwatch
Erlemeyer
250 dan 125 ml
Propipet
Pipet
tetes
Pipet
ukur 5 dan 10 ml
Gelas
beker
Corong
Labu
takar 100 dan 250 ml
Neraca
Analitis
Gelas
arloji
Sudip
+ sendok
Pipet
gondok 25 ml
Botol
semprot
III.
DASAR TEORI
A. Pengertian
alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang
umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain atau dalam kata lain Alkohol adalah
senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana
digantikan oleh sebuah gugus –OH. Rumus alkohol molekul alkohol adalah CnHn+1OH.
Alkohol memiliki tiga jenis
yaitu:
1) Alkohol Primer
Alkohol primer(1°) adalah atom karbon yang
membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.
Beberapa contoh alkohol primer antara
lain:
Tetapi Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH,
dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak
ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH.
2) Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder (2°), adalah atom karbon
yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus
alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
Contoh:
3) Alkohol Sekunder
Alkohol tersier (3°), adalahatom karbon
yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus
alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
Contoh:
|
|
B. Sifat-Sifat Alkohol
Titik Didih
Dilihat dari titik didihnya
senyawa alkohol memilki titik didih yang terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah atom karbon yang dimilikinya.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara
molekul-molekul dimana sebuah atom hidrogen terikat pada salah satu dari unsur
yang sangat elektronegatif - fluorin, oksigen atau nitrogen.
Untuk alkohol, terdapat ikatan hidrogen antara atom-atom hidrogen yang
sedikit bermuatan positif dengan pasangan elektron bebas pada oksigen dalam
molekul-molekul lain.
Kelarutan Alkohol dalam Air
Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna
dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan
tetap menjadi satu larutan.
Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring
dengan bertambahnya panjang rantai hidrokarbon dalam alkohol. Apabila atom
karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas
terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu. Contoh butanol yang memilki
jumlah atom karbon empat.
C. Reaksi – Reaksi Alkohol
1. Reaksi
Triiodometana (Iodoform) dengan Alkohol
Reaksi triiodometana (iodoform) bisa
digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan sebuah gugus CH3CH(OH) dalam alkohol.
2. Reaksi alkohol dengan fosfor halida
·
Reaksi
dengan fosfor(III) klorida, PCl3
Alkohol bereaksi dengan fosfor(III) klorida cair (yang juga disebut fosfor
triklorida) menghasilkan kloroalkana.
·
Reaksi
dengan fosfor(V) klorida, PCl5
Fosfor(V) klorida padat (fosfor
pentaklorida) bereaksi hebat dengan alkohol pada suhu kamar, menghasilkan
awan-awan gas hidrogen klorida. Cara ini kurang baik digunakan dalam membuat
kloroalkana, meskipun biasa digunakan sebagai reaksi uji untuk gugus -OH
dalam kimia organik.
Untuk memastikan bahwa sebuah zat adalah alkohol,
maka pertama-tama kita harus menghilangkan semua zat lain dalam larutan yang
akan diuji yang juga bereaksi dengan fosfor(V) klorida. Sebagai contoh,
asam-asam karboksilat (yang mengandung gugus -COOH) bereaksi dengan fosfor(V)
klorida, begitu juga dengan air (H-OH).
Identifikasi alkohol dapat
dilakukan dengan cara yaitu :
a. Menguji densitas dan viskositas
b. Menguji kelarutannya
c. Menunjukkan adanya air secara kualitatif
d. Mengestrifikasikan dengan mencapurkan
larutan tertentu kedalamnya
e. Melakukan reaksi oksidasi
f. Mereaksikanya dengan senyawa lain seperti
brom dan FeCl3
IV.
PROSEDUR KERJA
A. Prosedur Kerja umum
1) Persiapkan alat-alat yang akan digunakan
pada setiap proses
2) Cuci dan bersihkan alat -alat yang akan
digunakan tersebut
3) Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan
B. Prosedur
Kerja Penentuan densitas
1) Timbang berat piknometer kosong
2) Isi piknometer dengan larutan aquades dan
amati massanya (sebagai pebanding)
3) ganti isi piknometer dengan larutan sampel
yang diuji amati kembali massanya
4) kemudian apabila data sudah terkumpul,
untuk mencari densitas sampel, cari
dengan rumus densitas.
C. Prosedur kerja penentuan viskositas
1) cuci viskometer dengan air aquades
2) ambil 17 ml aquades dengan menggunakan
pipet ukur
3) masukkan kedalam viskometer
4) sedot aquades dengan menggunakan propipet
hingga tanda garis
5) propipet dilepaskan dan mulai melakukan
perhitungan waktu sampai aquades sampai titik garis kedua.
6) catat waktunya dan lakukan hal yang sama diatas dengan mengganti aquades
dengan larutan sampel yang ingin diuji
7) bandingkan lama waktu setiap sampel yang
diuji
D. Uji Kelarutan Alkohol
Kedalalam 4
tabung reaksi masukkan 0,5 ml msing-masing senyawa berikut : etanol, butanol,
1-propanol, dan 2-propanol. Tambahkan 2ml aquades kedalam,mtiap-tiap tabung
reaksi, kemudian aduk dan amati.
E. Menunjukkan Adanya Air
masukkan 5 cc
sampel larutan dalam tabung raeaksi yang bersih dan kering, kemudian masukkan
kristal tembaga sulfat yang bebas air. Kristal tembaga sulfat kering ini
diperoleh dengan memanaskan serbuk tembaga sulfat dalam frush porslen dari biru
menjadi putih setelah beberapa sa’at serbuk tembaga akan berubah warnanya
menjadi biru hal ini dikarenakan menyerap air dari sampel tersebut.
F. Esterifikasi Alkohol
Kedalam
tabung reaksi yang telah berisi 1cc ethanol dimasukkan beberapa tetes asam
asetat kemudian tambahkan pula assam sulfat pekat 2 cc lalu panaskan dalam
water bath selama 1 menit, sambil tabung reaksi ditutup dengan kapas atau
gabus. Setelah pemanasan selesai dinginkan dan amati .
G. Reaksi dengan besi (III) klorida
Kedalam 3
buah tabung reaksi yang berlainan, larutkan 1 atau 2 tetes phenol kedalam 5 ml
air kedalam masing-masing tabung tambahkan 1 atau 2 tetes larutan besi (III)
klorida, aduk dan amati hasilnya, uji juga senyawa n-butanol dan 2-propanol.
H. Reaksi dengan brom (Fenol)
Kedalam
larutan 0,1 g fenol dalam 3 ml air, tambahkan air brom tetes demi tetes sambil
tabung reaksi digoyangkan sampai warna kuning tidak berubah. Amati hasilnya.
V.
HASIL DAN PENGAMATAN
Adapun hasil dan pengamatan
dari praktikum ini adalah:
a. Densitas
No
|
Nama Larutan
|
M1(grm)
|
M2(grm)
|
V (ml)
|
Densitas (p)
|
1
|
Ethanol
|
19,18
|
42,35
|
25
|
P = 42,35 – 19,18
25
= 0,9268 gr/ml
|
2
|
Butanol
|
19,148
|
43,04
|
25
|
P = 43,04 – 19,148
25
= 0,95568 gr/ml
|
3
|
1-Propanol
|
19,184
|
39,22
|
25
|
P = 39,22 – 19,184
25
= 0,801 gr/ml
|
4
|
2-Propanol
|
19,15
|
42,22
|
25
|
P = 42,22 – 19,15
25
= 0,9228 gr/ml
|
Pembahasan : besar kecilnya densitas
dipengaruhi oleh besar kecilnya masa jenis larutan semakin besar masa jenis
larutan maka semakin besar densitasnya dan sebaliknya makin kecil massa jenis maka semakin
kecil pula densitasnya
Massa
M1 (massa botol
ukur kosong) pada praktikum yang telah dilaksanakan tidak memiliki nilai sama
dikarenakan oleh masih terdapatnya sisa air pencucian.
Densitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :r = M2 –
M1
V
b. Viktositas
No
|
Nama Larutan
|
T Aguades
|
Tlarutan
|
1
|
Ethanol
|
1 menit 13,68
detik
|
2 menit 58,74
detik
|
2
|
Butanol
|
1 menit 13,68
detik
|
2 menit 59,82
detik
|
3
|
1-Propanol
|
1 menit 13,68
detik
|
3 menit 18,05
detik
|
4
|
2-Propanol
|
1 menit 13,68
detik
|
3 menit 58,51
detik
|
Pembahasan : besar kecilnya viktositas dipengaruhi oleh tingkat
kelarutan suatu larutan semakin besar tingkat kelarutan maka semakin besar
viktositas larutan tersebut dan sebaliknya semakin kecil maka semakin kecil
pula nilai viktositas larutan tersebut.
c. Kelarutan
No
|
Nama Larutan
|
Kelarutan
|
Keterangan
|
1
|
Ethanol
|
Larut
|
Larut Sempurna
|
2
|
Butanol
|
Tidak Larut
|
Butanol dan
aquades terpisah, butanol diatas dan air dibawah
|
3
|
1-Propanol
|
Larut
|
Durasi waktu larut agak lama
|
4
|
2-Propanol
|
Larut
|
Durasi waktu larut agak lama
|
d. Menunjukkan adanya air secara kualitatif
No
|
Nama Larutan
|
Reagen
|
Hasil Pengamatan
|
|
Keadaan awal
|
Keadaan akhir
|
|||
1
|
Ethanol
|
Kristal CuSO4
|
Putih untuk semua reagen dan bening untuk semua
sampel
|
Warna biru namun cairan bening (ada sedikit penyerapan)
|
2
|
Butanol
|
Kristal CuSO4
|
Warna biru namun cairan berwarna
biru keruh (ada banyak penyerapan)
|
|
3
|
1-Propanol
|
Kristal CuSO4
|
Berwarna putih,cairan warna bening (tidak terdapat penyerapan)
|
|
4
|
2-Propanol
|
Kristal CuSO4
|
Berwarna biru namun cairan bening (ada sedikit penyerapan)
|
e. Esterifikasi Alkohol
No
|
Nama Larutan
|
Reagen
|
Hasil Pengamatan
|
|
Keadaan sblm pemanasan
|
Keadaan stlh pemanasan
|
|||
1
|
Ethanol
|
Larutan asam asetat (CH3COOH dan
larutan H2SO4 pekat
|
Bening untuk semua larutan sebelum pemanasan
|
Cairan bening,
memiliki bau yang khas
|
2
|
Butanol
|
Cairan berwarna coklat bening, dan memiliki bau yang khas
|
||
3
|
1-Propanol
|
Cairan berwarna bening, menghasilkan panas dan hampir tidak ada bau
|
||
4
|
2-Propanol
|
Cairan berwarna bening,memiliki bau yang khas dan menyengat
|
B. UJI REAKSI
a. Reaksi Oksidasi
No
|
Nama Larutan
|
Reagen
|
Hasil Pengamatan
|
|
Keadaan sblm pemanasan
|
Keadaan stlh pemanasan
|
|||
1
|
Ethanol
|
Ditambah 4 tetes asam sulfat pekat dan 2 cc
larutan kalium dikromat
|
Berwarna coklat
|
Menjadi keruh agak kehijauan
|
2
|
Butanol
|
|||
3
|
1-Propanol
|
|||
4
|
2-Propanol
|
b. Reaksi Alkohol dengan Brom
No
|
Nama Larutan
|
Reagen
|
Hasil Pengamatan
|
|
Keadaan sblm pemanasan
|
Keadaan stlh pemanasan
|
|||
1
|
Ethanol
|
Masing-masing diambil 3 ml + air brom tetes demi
tetes, tabung reaksi digoyangkan
|
Berwarna bening
|
Warna menjadi
kuning dan terlarut sempurna
|
2
|
Butanol
|
Berbau menyengat, tidak terlarut sempurna terlihat emulsi-emulsi seperti
minyak
|
||
3
|
1-Propanol
|
Terlarut sempurna dan bau menyengat
|
||
4
|
2-Propanol
|
Pada waktu ditetesi brom warnanya kuning tapi setelah tabung reaksi
digoyang-goyang warnanya menjadi putih kembali
|
c. Reaksi dengan FeCl3
No
|
Nama Larutan
|
Reagen
|
Hasil Pengamatan
|
|
Keadaan sblm pemanasan
|
Keadaan stlh pemanasan
|
|||
1
|
Ethanol
|
masing-masing diambil 5 ml kemudian ditambahkan
satu atau dua tetes FeCl3
|
Bening dan menjadi agak kekuningan setelah
ditetesi FeCl3
|
Tetap kuning seperti warna semula
|
2
|
Butanol
|
|||
3
|
1-Propanol
|
|||
4
|
2-Propanol
|
VI.
PERHITUNGAN
Perhitungan Densitas (r) dapat dihitung menggunakan rumus:
r = M2 – M1
Vpikro
1. diket
larutan Ethanol M1 : 19,18
M2: 42,35
V :
25
r :........?
r = 42,35 – 19,18
25
= 0,9268 gr/ml
2. diket larutan n-Butanol M1: 19,148
M2; 43,04
V
: 25
r : .......?
r = 43,04 – 19,148
25
= 0,95568 gr/ml
3. diket larutan 1-propanol M1: 19,184
M2; 39,22
V
: 25
r : .......?
r = 43,04 – 19,148
25
= 0,801 gr/ml
4. diket larutan 2-propanol M1: 19,15
M2; 42,22
V
: 25
r : .......?
r = 42,22 – 19,15
25
= 0,9228 gr/ml
Perhitungan Viskositas dapat dihitung dengan
rumus:
Mx = rx .
tx . m aquades
r aquades t aquades
1. larutan Ethanol diket ; r : 0,9268
r aqds : 1
t :
2 menit 58,74 = 178,74 s
t aquades : 1 menit 13,68=73,68 s
m aquades
: 0,7
M.ethanol :
.....?
M.ethanol = 0,9268 x 178,74
x 0,7
1 73,68
= 0,9268
x 2,425
x 0,7
= 1,573 cp
2. larutan butanol diket ; r : 0,95568
r aqds : 1
t :
2 menit 59,82 = 179,82 s
t aquades : 1 menit 13,68=73,68 s
m aquades
: 0,7
M.butanol : .....?
M.butanol = 0,95568 x
179,82 x 0,7
1 73,68
= 0,95568 x 2,44 x 0,7
= 1,632 cp
3. larutan 1-propanol diket ; r : 0,801
r aqds :
1
t :
3 menit 18,05 = 198,05 s
t aquades : 1 menit 13,68=73,68 s
m aquades
: 0,7
M.1-propanol : .....?
M.1-propanol = 0,801 x 198,05
x 0,7
1
73,68
= 0,801
x 2,687
x 0,7
= 1,5 cp
4. larutan 2-propanol diket ; r : 0,9228
r aqds : 1
t : 3 menit 58,51 = 238,51 s
t aquades : 1
menit 13,68=73,68 s
m aquades
: 0,7
M.2-propanol : .....?
M.2-propanol = 0,9228 x
238,51 x 0,7
1 73,68
= 0,9228 x 3,237 x 0,7
= 2,09 cp
VII.
KESIMPULAN
1
Alkohol
adalah senyawa organik yang memilki gugus OH yang terikat pada atom karbon.
2 . jenis-jenis alkohol dapat dibagi menjadi
3, yaitu :
a. alkohol primer
b. alkohol sekunder
c. alkohol tersier
3 . masing- masing jenis alkohol memiliki
karakteristik tersendiri baik densitas, viskositas, tingkat kelarutannya, yang
berbeda.
4 penentuan densitas dapat di tentukan dengan
rumus:
r = M2 – M1
Vpikro
5. penentuan viskositas dapat ditentukan
dengan rumus:
Mx = rx . tx
. m aquades
r aquades
t aquades
6. pada uji densitas, larutan butanol yang
memiliki densitas yang paling besar dan larutan 1- propanol memiliki densitas
paling kecil hal tersebut karena dipengaruhi oleh masa jenis larutan tersebut
makin kecil masa jenis larutan maka makin kecil juga jumlah densitasnya.
7. sedangkan pada uji viskositas larutan
2-propanol memilki waktu paling lama dan yang paling cepat viskositasnya adalah
larutan etanol karena durasi waktu turun tergantung pada tingkat kepekatan
suatu larutan yang diuji semakin tinggi kepakatannya maka semakin lama
viskositasnya
DAFTAR PUSTAKA
Fesseden J. Ralp dan Joan.2001.
Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta:
Binarupa Aksara.
www. Chem-is-try.org (situs web
kimia Indonesia )
Hart,
Craine, 2003, ”Kimia Organik”, Erlangga:
Jakarta