ANALISA
KUANTITATIF
LEMAK
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Menetukan kadar asam lemak di dalam bahan tertentu dengan ekstraktor
soxhlet.
II.
DASAR TEORI
Lemak adalah senyawa yang tak larut dalam air. Secara kimiawi lemak
dapat diartikan sebagai triester gliseril yang biasa disebut trigliserida.
Trigliserida dalam suhu kamar mempunyai 2 bentuk, bentuk cair yang dikenal
sebagai minyak ( misal : minyak kemiri, jarak, jagung, dll ) dan ini dikenal
sebagai minyak nabati. Sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak ( misal :
keju, lemak babi dan gajih ) dan ini dikenal sebagai minyak hewani. Lemak
disusun oleh asam lemak jenuh, sedang minyak disusun oleh asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh, dengan atom
C 4-26 merupakan penyusun daripada lemak. Yang paling banyak terdapat ialah
Asam Palmitat (C15 H31COOH), Asam Stearat (C17H35COOH),
Asam Laurat (C11H23COOH), Asam Miristat (C13H27COOH).
Asam lemak tak jenuh, hampir
semua asam lemak tak jenuh yang terdapat di alam mempunyai atom C 18-24 dengan
variasi letak daripada ikatan rangkapnya.
Bila ditinjau dari strukturnya, trigliserida dapat dipandang sebagai
hasil kondensasi dari satu molekul dengan tiga molekul asam lemak, menurut
reaksi :
O O
H2C-OH H-O-C-R1 HOH H2C-O-C-R1
O O
HC-OH
+ H-O-C-R2 HOH + H2C-O-C-R2
O O
H2C-OH H-O-C-R3 HOH H2C-O-C-R3
Gliserol Asam Lemak Air Trigliserida
Jika ketiga asam lemak itu sama (R1=R2=R3)
maka hasilnya merupakan trigliserida yang sederhana, bila ketiga asam lemak
tersebut berbeda dihasilkan trigliserida campuran. Lemak yang mempunyai titik
cair tinggi, berbentuk padat tersusun oleh gliserida-gliserida asam Palmitat
dan stearat. Sedang lemak cair (asam minyak) sebagian besar terdiri dari
gliserida asam oleat, titik cairnya rendah.
Lemak sangat penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai bahan
kebutuhan sehari-hari atau sebagai bahan kebutuhan tanbahan. Ester trigliserida
yang diperoleh dari ekstraksi bahan tumbuhan diproses menjadi lemak padat dan
dikenal dengan proses pembekuan lemak (margarine).
Komposisi lemak, lemak alam sebagian besar mengandung ester-ester dan mempunyai
komposisi yang sederhana. Ester-ester ini bersifat nonfolail dan tidak berbau,
tetapi memiliki sifat dan karakter ester pada umumnya. Dan hampir selalu
asam-asam yang membentuk lemak mempunyai jumlah atom C yang genap paa setiap
molekul biasanya antara C 8-24. Disamping itu didalam lemak tumbuh-tumbuhan
mengandung juga sejmlah kecil zat-zat lain. Zat-zat ini meliputi phospolipida,
sterol, vitamin, antioksidan, zat warna atau pigment. Dan dalam beberpapa lemak
mengandung juga hidrokarbon dan zat lain yang tidak diketahui. Junga dalam
minyak yang masih kotor (crude oil) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat
juga mengandung hasil hidrolisa trigliserida yang sederhana yang disebut asam
lemak bebas (free fatty acid), gliserol, mono dan di gliserida yang merrpakan
hasil hidrolisa sebagian. Kandungan zat-zat lain tidak kurang dari 5% dari
berat lemak dan minyak kotor.
Asam Lemak, bila ditinjau dari strukturnya triglisrida tersusun atas
molekul gliseril (C3H5) yang mempunyai BM=41 dan gugus
asam lemak (R-COO-) yang mempunyai BM antara 650 hingga 970, itulah
sebabnya maka asam lemak memberikan sumbangan sebanyak 95-96% dari berat lemak
total. Sehingga asam lemak mempunyai pengaruh besar dalam menentukan
sifat-sifat minyak dan lemak.
Asam lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
§ Asam
lemak jenuh, asam lemak disebut jenuh bila dalam rantai karbonnya tidak
mengandung ikatan rangkap. Dengan atom C 4-26 merupakan penyusun daripada
lemak. Yang paling banyak terdapat ialah Asam Palmitat (C15 H31COOH),
Asam Stearat (C17H35COOH), Asam Laurat (C11H23COOH),
Asam Miristat (C13H27COOH).
§ Asam lemak tak jenuh, asam lemak tak jenuh dalam rantai karbonnya mengandung ikatan
rangkap. Hampir semua asam lemak tak jenuh yang terdapat di alam mempunyai atom
C 18-24 dengan variasi letak daripada ikatan rangkapnya. Dalam asam lemak tak
jeuh masih dapat dibedakan menjadi dua, yakni : asam lemak bentuk terkonjugasi dan bentuk non terkonjugasi. Bentuk terkonjugasi
apabila ikatan rangkap dalam rantai C-nya selalu dipisahkan oleh ikatan tunggal
dan tersusun secara selang-seling diantara iktan rangkap dan ikatan tunggalnya,
dal jika tidak tersusun secara selang-seling maka disebut non terkonjugasi.
= C – C = C – C = C – C = C - - C – C = C = C – C – C – C = C -
terkonjugasi
non terkonjugasi
Sifat-sifat
lemak, antara lain :
1.
Lemak dapat dihidrolisa,
reaksinya dilakukan dalam medium alkali kuat, biasanya digunakan KOH atau NaOH,
dan reaksi hidrolisanya disebut saponifikasi ( reaksi penyabunan) dan
dihasilkan Glioserol serta sabun.
H2 –
C –
O O C – R1
H2C – OH
H - C – O O
C – R2 + 3
NaOH HC -
OH + 3 RCOONa
H2
– C – O O C – R3 H2C
– OH Sabun
Gliserol
2.
Oksidasi pada asam lemak tak
jenuh dapat memberikan hasil bermacam-macam tergantung pada macam zat
pengoksidasi dan keadaan pada saat oksidasi terjadi.
Analisa Lemak
:
Angka penyabunan : banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menghidrolisa 1 gram lemak. Besarnya angka penyabunan menunjukkan berat mol
rata-rata daripada lemak atau minyak.
Ketidak jenuhan daripada asam lemak ditunjukkan dengan angka Iod :
banyaknya gram Iod yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Untuk test ini
dipergunakan : ICl, Ibr, atau I2 / HgCl2 (Iod mercuri
khloida) yang lebih reaktif daripada Iod (I2).
Angka Asam : banyaknya miligram KOH yang dapat bereaksi dengan asam
lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak/lemak.
III.
ALAT DAN
BAHAN
Alat :
-
Ekstraktor soxhlet
-
Erlenmeyer
-
Labu Didih
-
Pendingin
-
Kompor Listrik
-
Panci
-
Batu Didih
-
Statif
-
Pipa Bengkok
-
Kertas Saring
-
Selang pendingin
Bahan :
-
Kemiri 10 g
-
Petroleum Benzena
-
Air
-
Lag
IV.
LANGKAH
KERJA
1. Menimbang
labu didih dan batu didih
2
Menggerus
kemiri, lalu menimbang sebanyak 10 gram dan kemudian memasukkannya ke dalam
gulungan kertas saring bebas lemak.
3. Menekuk atau menutup bagian
bawah dan atas kertas saring dengan kapas lalu memasukkan ke dalam tempat bahan,
agar lebih aman bisa mengikatnya dengan benang.
Menyusun alat sesuai dengan petunjuk. Mengisi labu didih dengan
pelarut (petroleum benzena) sebanyak 150 mL.
Memanaskan labu dengan kompor listrik sehingga pelarut mendidih, dan
menghitung sirkulasi pelarut (kira-kira 15 kali).
Setelah asam lemak sudah terektrasi semua lalu mendinginkannya,
kemudian mendestilasi larutan tersebut.
Memasukkan residu dalam labu ke dalam oven (kira-kira 100°C) kemudian
memasukkannya dalam desikator selanjutnya menimbang berat labu + batu didih +
lemak.
Menghitung berat lemak dan kadar lemak.
V.
PENGAMATAN
A. Ekstraksi
Pada waktu
dilakukan ekstraksi Petroleum Benzena menguap lalu didinginkan melalui tabung
pendingin sehingga terbentuk embun dan embun tersebut menetes pada sampel sehingga
melarutkan lemak dan terbawa ke dalam labu didih
Gambar :
B. Destilasi
Titik didih
petroleum benzena lebih tinggi daripada titik didih lemak sehingga petroleum
benzena menguap lebih dulu kemudian mengalami proses pendinginan sehingga
terbentuk embun dan menetes pada erlenmeyer. Sedangkan lemak masih tertinggal
di dalam labu didih (memiliki warna bening kekuningan).
Gambar :
VI.
PEMBAHASAN
Diketahui :
Berat kemiri =
10 g
Petroleum
Benzena = 150 mL
Berat labu
didih =
109,3865 g
Berat batu
didih =
0,2846 g
Beret total = 119,1056 g
Berat minyak = Berat total – (Berat labu didih + Berat
batu didih)
= 119,1056 –
(109,3865 + 0,2846)
= 9,4345 g
Kadar lemak = x 100 %
= x 100 %
= 94,345 %
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-
Kadar lemak = 94,345
%
-
Petroleum
benzena memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
-
Conant, James B, and A.H.Blatt,1959. The Chemirtry
of Organic Compound, The
Macmillan Company, New York.
-
Tim Kimia, 1994, Kimia, Balai Pustaka dan
Yudistira, Jakarta.
-
Torigan, Danis, 1989, Kimia Organik Bahan Makan,
Alumni, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar