Kamis, 22 November 2012

analisa kuantitatif lemak



ANALISA KUANTITATIF
LEMAK



I.             TUJUAN PRAKTIKUM
Menetukan kadar asam lemak di dalam bahan tertentu dengan ekstraktor soxhlet.

II.          DASAR TEORI
Lemak adalah senyawa yang tak larut dalam air. Secara kimiawi lemak dapat diartikan sebagai triester gliseril yang biasa disebut trigliserida. Trigliserida dalam suhu kamar mempunyai 2 bentuk, bentuk cair yang dikenal sebagai minyak ( misal : minyak kemiri, jarak, jagung, dll ) dan ini dikenal sebagai minyak nabati. Sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak ( misal : keju, lemak babi dan gajih ) dan ini dikenal sebagai minyak hewani. Lemak disusun oleh asam lemak jenuh, sedang minyak disusun oleh asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh, dengan atom C 4-26 merupakan penyusun daripada lemak. Yang paling banyak terdapat ialah Asam Palmitat (C15 H31COOH), Asam Stearat (C17H35COOH), Asam Laurat (C11H23COOH), Asam Miristat (C13H27COOH).
Asam lemak tak jenuh, hampir semua asam lemak tak jenuh yang terdapat di alam mempunyai atom C 18-24 dengan variasi letak daripada ikatan rangkapnya.
Bila ditinjau dari strukturnya, trigliserida dapat dipandang sebagai hasil kondensasi dari satu molekul dengan tiga molekul asam lemak, menurut reaksi :
                                                 
                                                O                                                              O
            H2C-OH          H-O-C-R1                    HOH               H2C-O-C-R1
                                                O                                                              O
              HC-OH   +    H-O-C-R2                    HOH       +      H2C-O-C-R2
                                                O                                                              O
            H2C-OH          H-O-C-R3                    HOH               H2C-O-C-R3
            Gliserol   Asam Lemak      Air    Trigliserida
Jika ketiga asam lemak itu sama (R1=R2=R3) maka hasilnya merupakan trigliserida yang sederhana, bila ketiga asam lemak tersebut berbeda dihasilkan trigliserida campuran. Lemak yang mempunyai titik cair tinggi, berbentuk padat tersusun oleh gliserida-gliserida asam Palmitat dan stearat. Sedang lemak cair (asam minyak) sebagian besar terdiri dari gliserida asam oleat, titik cairnya rendah.
Lemak sangat penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai bahan kebutuhan sehari-hari atau sebagai bahan kebutuhan tanbahan. Ester trigliserida yang diperoleh dari ekstraksi bahan tumbuhan diproses menjadi lemak padat dan dikenal dengan proses pembekuan lemak (margarine).
Komposisi lemak, lemak alam sebagian besar mengandung ester-ester dan mempunyai komposisi yang sederhana. Ester-ester ini bersifat nonfolail dan tidak berbau, tetapi memiliki sifat dan karakter ester pada umumnya. Dan hampir selalu asam-asam yang membentuk lemak mempunyai jumlah atom C yang genap paa setiap molekul biasanya antara C 8-24. Disamping itu didalam lemak tumbuh-tumbuhan mengandung juga sejmlah kecil zat-zat lain. Zat-zat ini meliputi phospolipida, sterol, vitamin, antioksidan, zat warna atau pigment. Dan dalam beberpapa lemak mengandung juga hidrokarbon dan zat lain yang tidak diketahui. Junga dalam minyak yang masih kotor (crude oil) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat juga mengandung hasil hidrolisa trigliserida yang sederhana yang disebut asam lemak bebas (free fatty acid), gliserol, mono dan di gliserida yang merrpakan hasil hidrolisa sebagian. Kandungan zat-zat lain tidak kurang dari 5% dari berat lemak dan minyak kotor.
Asam Lemak, bila ditinjau dari strukturnya triglisrida tersusun atas molekul gliseril (C3H5) yang mempunyai BM=41 dan gugus asam lemak (R-COO-) yang mempunyai BM antara 650 hingga 970, itulah sebabnya maka asam lemak memberikan sumbangan sebanyak 95-96% dari berat lemak total. Sehingga asam lemak mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sifat-sifat minyak dan lemak.

Asam lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
§     Asam lemak jenuh, asam lemak disebut jenuh bila dalam rantai karbonnya tidak mengandung ikatan rangkap. Dengan atom C 4-26 merupakan penyusun daripada lemak. Yang paling banyak terdapat ialah Asam Palmitat (C15 H31COOH), Asam Stearat (C17H35COOH), Asam Laurat (C11H23COOH), Asam Miristat (C13H27COOH).
§     Asam lemak tak jenuh, asam lemak tak jenuh dalam rantai karbonnya mengandung ikatan rangkap. Hampir semua asam lemak tak jenuh yang terdapat di alam mempunyai atom C 18-24 dengan variasi letak daripada ikatan rangkapnya. Dalam asam lemak tak jeuh masih dapat dibedakan menjadi dua, yakni : asam lemak bentuk terkonjugasi dan bentuk non terkonjugasi. Bentuk terkonjugasi apabila ikatan rangkap dalam rantai C-nya selalu dipisahkan oleh ikatan tunggal dan tersusun secara selang-seling diantara iktan rangkap dan ikatan tunggalnya, dal jika tidak tersusun secara selang-seling maka disebut non terkonjugasi.

               = C – C = C – C = C – C = C -        - C – C = C = C – C – C – C = C -
                            terkonjugasi                                       non terkonjugasi



Sifat-sifat lemak, antara lain :
1.      Lemak dapat dihidrolisa, reaksinya dilakukan dalam medium alkali kuat, biasanya digunakan KOH atau NaOH, dan reaksi hidrolisanya disebut saponifikasi ( reaksi penyabunan) dan dihasilkan Glioserol serta sabun.

H2 – C  –  O O C – R1                                                  H2C – OH
                                               
H  -  C  –  O O C – R2                   +  3 NaOH                  HC  -  OH  +   3 RCOONa
  
            H2 – C  –  O O C – R3                                              H2C – OH             Sabun
                                                                                Gliserol               

2.      Oksidasi pada asam lemak tak jenuh dapat memberikan hasil bermacam-macam tergantung pada macam zat pengoksidasi dan keadaan pada saat oksidasi terjadi.

Analisa Lemak :
Angka penyabunan : banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisa 1 gram lemak. Besarnya angka penyabunan menunjukkan berat mol rata-rata daripada lemak atau minyak.
Ketidak jenuhan daripada asam lemak ditunjukkan dengan angka Iod : banyaknya gram Iod yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Untuk test ini dipergunakan : ICl, Ibr, atau I2 / HgCl2 (Iod mercuri khloida) yang lebih reaktif daripada Iod (I2).
Angka Asam : banyaknya miligram KOH yang dapat bereaksi dengan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak/lemak.

III.       ALAT DAN BAHAN
Alat :
-          Ekstraktor soxhlet
-          Erlenmeyer
-          Labu Didih
-          Pendingin
-          Kompor Listrik
-          Panci
-          Batu Didih
-          Statif
-          Pipa Bengkok
-          Kertas Saring
-          Selang pendingin
   Bahan :
-          Kemiri 10 g
-          Petroleum Benzena
-          Air
-          Lag

IV.       LANGKAH KERJA
1.   Menimbang labu didih dan batu didih
2           Menggerus kemiri, lalu menimbang sebanyak 10 gram dan kemudian memasukkannya ke dalam gulungan kertas saring bebas lemak.
3.  Menekuk atau menutup bagian bawah dan atas kertas saring dengan kapas      lalu memasukkan ke dalam tempat bahan, agar lebih aman bisa mengikatnya dengan benang.
Menyusun alat sesuai dengan petunjuk. Mengisi labu didih dengan pelarut (petroleum benzena) sebanyak 150 mL.
Memanaskan labu dengan kompor listrik sehingga pelarut mendidih, dan menghitung sirkulasi pelarut (kira-kira 15 kali).
Setelah asam lemak sudah terektrasi semua lalu mendinginkannya, kemudian mendestilasi larutan tersebut.
Memasukkan residu dalam labu ke dalam oven (kira-kira 100°C) kemudian memasukkannya dalam desikator selanjutnya menimbang berat labu + batu didih + lemak.
Menghitung berat lemak dan kadar lemak.

V.          PENGAMATAN
A.  Ekstraksi
Pada waktu dilakukan ekstraksi Petroleum Benzena menguap lalu didinginkan melalui tabung pendingin sehingga terbentuk embun dan embun tersebut menetes pada sampel sehingga melarutkan lemak dan terbawa ke dalam labu didih
Gambar :





















B.  Destilasi
Titik didih petroleum benzena lebih tinggi daripada titik didih lemak sehingga petroleum benzena menguap lebih dulu kemudian mengalami proses pendinginan sehingga terbentuk embun dan menetes pada erlenmeyer. Sedangkan lemak masih tertinggal di dalam labu didih (memiliki warna bening kekuningan).
Gambar :




VI.       PEMBAHASAN
Diketahui :
Berat kemiri                   = 10 g
Petroleum Benzena        = 150 mL
Berat labu didih             = 109,3865 g
Berat batu didih             = 0,2846 g
Beret total                      = 119,1056 g
Berat minyak      = Berat total – (Berat labu didih + Berat batu didih)
                           = 119,1056 – (109,3865 + 0,2846)
                           = 9,4345 g
Kadar lemak       =  x 100 %
=  x 100 %
= 94,345 %


VII.    KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-            Kadar lemak = 94,345 %
-            Petroleum benzena memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan lemak.


DAFTAR PUSTAKA

-          Conant, James B, and A.H.Blatt,1959. The Chemirtry of Organic Compound, The Macmillan Company, New York.

-          Tim Kimia, 1994, Kimia, Balai Pustaka dan Yudistira, Jakarta.

-          Torigan, Danis, 1989, Kimia Organik Bahan Makan, Alumni, Bandung.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar